BLANTERTOKOv105
1529177261838744855
Monitoring Program Kerja di Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo Oleh Perpuseru Pusat / Monitoring Work Program on Cerah Library of Village Wonopringgo By Perpuseru Central

Pada hari Rabu, 17 Januari 2018 Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo mendapatkan kunjungan dari Perpuseru Pusat. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk memonitoring kegiatan yang ada di Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo. Selain itu, dalam kunjungan tersebut juga ada diskusi singkat mengenai pengembangan kegiatan di perpustakaan. Kunjungan ini bukan kunjungan biasa, karena dihadiri langsung oleh perwakilan dari Perpuseru pusat yang datang langsung dari Jakarta. Bagaimanakah kunjungan tersebut berlangsung? Lalu, menghasilkan apa? Mari kita simak sama-sama melalui uraian berikut ini...


On Wednesday, January 17, 2018 Cerah Library of Wonopringgo Village gets a visit from "Perpuseru" Central. The visit is intended to monitor the activities in Cerah Library of Wonopringgo Village. In addition, there were also brief discussions on the development of library activities. This visit was not an ordinary visit, as it was attended by representatives from Perpuseru central  who came directly from Jakarta. How did the visit last? Then, what produce? Let us look together through the following description...

Tepat pukul 09.30 WIB, rombongan yang wakili oleh segenap Pengurus Perpustakaan Daerah Kabupaten Pekalongan, Fasilitator Perpuseru Kabupaten Pekalongan serta tamu istimewa dari Perpuseru pusat. Pada kesempatan kali ini, Perpustakaan Daerah Kabupaten Pekalongan diwakili oleh saudara Untung, saudara Wahyu dan saudari Mirta. Sementara itu, Fasilitator Perpuseru Kabupaten Pekalongan diwakili oleh saudara Najakh. Untuk tamu istimewa dari Perpuseru Pusat diwakili oleh saudari Niklah Dina Nomida yang menjabat sebagai Koordinator Perpuseru wilayah Jawa Tengah - Kalimantan.

Exactly at 09.30 WIB, entourage represented by administrators Regional Library of Pekalongan Regency, Facilitator Perpuseru of Pekalongan Regency and special guest from Perpuseru central. On this occasion, Regional Library of Pekalongan Regency was represented by Mr. Untung, Mr. Wahyu and Mrs. Mirta. Meanwhile, Facilitator of Perpuseru Pekalongan Regancy was represented by Mr. Najakh. For the special guests of Perpuseru Central is represented by Mrs. Niklah Dina Nomida who serves as the coordinator of Perpuseru Central Java - Kalimantan.

Untuk informasi, Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo telah tergabung dalam program Perpuseru yang digawangi oleh Coca-Cola Foundation dan Bill & Melinda Gates Foundation serta Perpustakaan Daerah Kabupaten Pekalongan.

For information, Cerah Library of Wonopringgo Village has been incorporated in the program of Perpuseru which is headed by Coca-Cola Foundation and Bill & Melinda Gates Foundation and Regional Library of Pekalongan Regency.

Sesampainya di area Balai Desa Wonopringgo, rombongan langsung disambut oleh Kepala Desa Wonopringgo dan juga segenap pengurus Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo. Setelah itu, rombongan langsung dipersilahkan masuk ke dalam Balai Desa Wonopringgo. Di dalam Balai Desa Wonopringgo terjadi perbincangan yang sangat menarik. Saudari Dina selaku Koordinator Perpuseru Pusat banyak berbagi cerita dan membagikan semangat untuk terus mengembangkan perpustakaan di desa. Selain itu, Dina juga menekankan agar pengurus perpustakaan desa mampu membuat sesuatu atau kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Supaya kedepannya perpustakaan bisa menjadi tempat rujukan untuk memperoleh informasi dan juga bisa menjadi pusat kegiatan yang ada di desa.

Arriving at the area of Wonopringgo Village Hall, the entourage was immediately greeted by Village Head of Wonopringgo and also administrators Cerah Library of Wonopringgo Village. After that, the entourage is directly invited into the Village Hall Wonopringgo. In the Village Hall of Wonopringgo there was a very interesting conversation. Mrs. Dina as the Coordinator of Perpuseru Central shared many stories and shared the spirit to keep on developing library in the village. In addition, Mrs. Dina also emphasized that the administrators of village library are able to create something or activities that are beneficial to surrounding community. In the future, the library can be a reference place to obtain information and can also be a center of activities in the village.

Menurut Dina, Desa Wonopringgo memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Namun, karena kurangnya informasi dan fasilitas yang dimiliki oleh masyarakat pelaku Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) mengakibatkan potensi yang seharusnya bisa meledak tersebut belum bisa berkembang sesuai yang diharapkan. Seharusnya, pengurus perpustakaan desa yang mayoritas diisi oleh pemuda-pemudi yang hidup di era yang serba digital ini, dapat membaca kekurangan tersebut. Lalu, membuat kegiatan atau pelatihan yang bisa meminimalisir kekurangan tersebut di atas. Namun tanpa sumbangsih dari masyarakat, program yang dirancang oleh perpustakaan dan pemerintah desa akan mati sebelum berkembang. Jadi, partisipasi masyarakat sangatlah diperlukan.

According to Mrs. Dina, Wonopringgo Village has many potentials that can be developed. However, due to lack of information and facilities owned by the community of Small, Micro and Medium Enterprises (MSMEs), the potential that could have exploded could not develop as expected. Supposedly, majority of village library managers filled by young people living in this digital age can read the shortcomings. Then, create an activity or training that can minimize the above deficiencies. But without the contributions of the community, programs designed by libraries and village governments will die before they develop. Thus, community participation is necessary.



Karena keterbatasan waktu, kunjungan yang sangat bermanfaat ini harus berakhir dalam waktu yang singkat. Tepat pukul 12.00 WIB rombongan perpustakaan dan perpuseru harus meninggalkan Desa Wonopringgo. Karena harus mengejar waktu untuk mengunjungi sekaligus memonitoring perpustakaan atau taman bacaan lain yang juga bermitra dengan perpuseru. Sebelum meninggalkan Desa Wonopringgo, rombongan terlebih dahulu mengunjungi Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo yang berada di halaman area Balai Desa Wonopringgo. Kembali, saudara Dina menambahkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Pengurus Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo sudah cukup baik. Bahkan sudah lebih baik dibandingkan desa-desa lainnya yang belum memiliki ataupun tergerak untuk mengembangkan perpustakaan di desa. Namun, harus terus melakukan inovasi atau gebrakan yang sangat berguna bagi masyarakat sekitar agar Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo dapat semakin berkembang lagi kedepannya.

Due to time constraints, this very useful visit should end in a short time. Precisely at 12.00 pm entourage of library and perpuseru must leave Wonopringgo Village. Having to pursue the time to visit and monitor libraries that also partner with the perpuseru. Before leaving the village of Wonopringgo, the entourage visited Cerah Library Village of Wonopringgo located in the courtyard area of Wonopringgo Village Hall. Again, Mrs. Dina added that what has been done by the Administrator Library of Wonopringgo Village is good enough. Even better than other villages that don't have or be active to develop the library in the village. However, it should continue to innovate or breakthrough that is very useful for the surrounding community to Cerah Library of Wonopringgo Village can be more evolve in the future.

Setelah kunjungan monitoring tersebut, Pengurus Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo langsung bergerak cepat untuk menambal kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu, para pengurus perpustakaan juga mulai pelan-pelan dan sedikit demi sedikit menerapkan usulan yang didapat dari kunjungan monitoring tersebut di atas. Tidak hanya itu, kedepannya juga akan ada kegiatan atau pelatihan yang telah disusun oleh Pengurus Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo yang akan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Penasaran kegiatan apa yang akan kita lakukan? Nantikan cerita-cerita menggebrak kami lainnya.

After the monitoring visit, administrator Cerah Library of Wonopringgo Village immediately moved quickly to patch up the deficiencies. In addition, the librarian administrators also began slowly and gradually apply proposals obtained from the monitoring visits mentioned above. Not only that, in the future there will also be activities or training that has been prepared by the administrator Cerah Library of Wonopringgo Village that will be very beneficial to the surrounding community. Curious what activities will we do? Look forward to our other hit stories.




Wonopringgo Maju,
Wonopringgo Bersatu,
Wonopringgo MANTap!,
Wonopringgo Maju, Bersatu, MANTap!

Salam MANTap!
"Menuju Wonopringgo MANTap! (Mandiri, Aman, Nyaman dan Terampil)"
Buka Lapak Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo / Open Booth "Cerah" Library of Wonopringgo Village

Tahun Baru, Kegiatan Baru. Begitulah kira-kira kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan yang ada di Desa Wonopringgo kali ini. Karena pada awal tahun ini, Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo beserta Karangtaruna Pringgodani Desa Wonopringgo berhasil menghadirkan kegiatan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Kegiatan tersebut bertajuk "OPEN BOOTH PERPUSTAKAAN CERAH DESA WONOPRINGGO". Seperti apakah kegiatan tersebut berlangsung? Mari simak melalui uraian berikut ini...


New Year, New Activity. That's roughly the right word to describe the existing situation in Wonopringgo Village for this time. Because at the beginning of this year, "Cerah Library" of Wonopringgo Village along with Karangtaruna Pringgodani Wonopringgo Village succeeded in presenting new activities that never existed before. The event is entitled "OPEN BOOTH CERAH LIBRARY of WONOPRINGGO VILLAGE". What did activity look like? Let's look through the following description ...

Pada dasarnya, minat baca masyarakat Indonesia tidaklah rendah. Namun, karena kurangnya fasilitas penunjang, seperti contoh: Tidak adanya toko buku besar di Pekalongan, harga buku yang cenderung semakin mahal dari tahun ke tahun dan minimnya informasi. Sehingga membuat seolah-olah minat baca masyarakat Indonesia terlihat rendah. Padahal, nyatanya tidak selalu begitu. Masyarakat Indonesia hanya kurang mendapatkan dukungan akan keberadaan bahan bacaan yang murah, mudah, bervariasi dan berkualitas.

Basically, interest in reading of Indonesian society is not low. However, due to the lack of supporting facilities, such as the absence of major bookstores in Pekalongan, the price of books tend to be more expensive from year to year and the lack of information. So as make reading interest of Indonesian society look low. In fact, it is not always that case. Indonesians are lacking of support for the availability of cheap, easy, varied and quality reading materials.



Berbekal dari hal tersebut di atas, pengurus Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo serta Karangtaruna Pringgodani memiliki gagasan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Yaitu dengan cara menghadirkan kegiatan yang bertajuk "OPEN BOOTH". Open Booth adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan cara membawa beberapa koleksi buku yang ada di Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo, kemudian memajang buku koleksi tersebut pada lapak yang telah disediakan. Kegiatan yang untuk pertama kali ini berhasil dilaksanakan bersamaan dengan acara Car Free Day pada hari Minggu, 14 Januari 2017 pukul 06.30-08.30 WIB bertempat di area Alun-Alun Kajen, tepatnya di sekitaran Jalan Semeru. Pada dasarnya, kegiatan ini memiliki tujuan untuk membangkitkan minat baca dengan cara memfasilitasi bahan bacaan gratis dan berkualitas untuk masyarakat luas, utamanya masyarakat yang ada di Kabupaten Pekalongan.

Armed with above, the administrators of Cerah Library of Wonopringgo Village and Karangtaruna Pringgodani have new ideas that have never been done before. That is by presenting activities entitled "OPEN BOOTH". Open Booth is an activity carried out by bringing some collection of books in Cerah Library of Wonopringgo Village, then displaying collection books on the stall that has been provided. The first event was successfully carried out simultaneously with Car Free Day event on Sunday, January 14, 2017 at 06.30-08.30 WIB held at Kajen Square area, precisely in the vicinity of Semeru Street. Basically, this activity has some goal to generate interest in reading by facilitating free and quality reading materials for the wider community, especially the people in Pekalongan Regency.



Bahan bacaan gratis dan berkualitas di sini memiliki arti bahwa masyarakan atau pengunjung bebas membaca buku apapun yang tersedia di sekitaran lapak yang kami dirikan tanpa dipungut biaya apapun. Pada kesempatan kali ini, jumlah buku yang dibawa hanya sekitar 67 judul buku saja. Walaupun jumlah buku yang dibawa tidak terlalu banyak, namun berhasil menarik minat beberapa pengunjung Car Free Day yang ada di Alun-Alun Kajen. Hal itu menandakan bahwa sebenarnya minat baca masyarakat Indonesia tidaklah rendah. Kalau minat baca masyarakat Indonesia rendah, pasti tidak akan ada satupun orang yang akan mengunjungi booth yang kami sediakan.

Free reading materials and quality here means that the community or visitors are free to read any book that is available in the surrounding stalls that we established at no charge whatsoever. On this occasion, the number of books that we brought only about 67 book titles only. Although the number of books that were brought not too much, but managed to attract some visitors of Car Free Day in Kajen Square. It indicates that the actual interest of reading Indonesian society is not low. If the interest of reading Indonesian society is low, surely there will be no one who will visit our booth.



Jadi, bagaimana? Apakah kalian setuju bahwa minat baca masyarakat Indonesia itu rendah?

So how? Do you agree that reading interest of Indonesian society are low?

Bantu kami menghapus citra negatif yang tidak terbukti tersebut dengan cara menghadiri Open Booth yang akan kami laksanakan selanjutnya. Silahkan baca sepuasnya, gratis, tidak dipungut biaya apapun. Kalau masih belum puas, datang saja ke Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo (Ada di google maps) yang berada di area Balai Desa Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. Perpustakaan kami BUKA SETIAP HARI Kecuali tanggal merah dari jam 09.00 - 22.00 WIB.

Help us remove the unproven negative image by attending Open Booth which will carry out next. Read unlimited, free of charge, free of charge. If still not satisfied, just come to Cerah Library of Wonopringgo  Village (Available on google maps) located in the area of Wonopringgo Village Hall, Pekalongan Regency. Our Libraries OPEN EVERY DAY except red dates from 09.00 - 22.00 WIB.


Ayo tunjukkan pada masyarakat luas bahwa minat baca masyarakat Indonesia tidak rendah.
SALAM LITERASI!!!

Let's show to the public that the reading interest of Indonesian society are not low.
REGARDS LITERACY!!!

Galeri lain acara ini dapat dilihat DI SINI
Other photos of this event can be seen HERE

Video acara ini dapat dilihat di atas atau melalui link berikut INI (Sedang Dalam Pengerjaan)
Video of this event can be seen above or through by following THIS LINK (In Process)

Wonopringgo Maju,
Wonopringgo Bersatu,
Wonopringgo MANTap!
Wonopringgo Maju, Bersatu, MANTap!

Salam MANTap!
"Menuju Wonopringgo MANTap! (Mandiri, Aman, Nyaman dan Terampil)"
Galeri Foto Buka Lapak Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo / Photo Gallery of Open Booth "Cerah" Library of Wonopringgo Village

Tahun Baru, Kegiatan Baru. Begitulah kira-kira kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan yang ada di Desa Wonopringgo kali ini. Karena pada awal tahun ini, Perpustakaan Cerah Desa Wonopringgo beserta Karangtaruna Pringgodani Desa Wonopringgo berhasil menghadirkan kegiatan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Kegiatan tersebut bertajuk "OPEN BOOTH PERPUSTAKAAN CERAH DESA WONOPRINGGO". Seperti apakah kegiatan tersebut berlangsung? Mari simak melalui uraian berikut ini...

New Year, New Activity. That's roughly the right word to describe the existing situation in Wonopringgo Village for this time. Because at the beginning of this year, "Cerah Library" of Wonopringgo Village along with Karangtaruna Pringgodani Wonopringgo Village succeeded in presenting new activities that never existed before. The event is entitled "OPEN BOOTH CERAH LIBRARY of WONOPRINGGO VILLAGE". What did activity look like? Let's look through the following description ...

Informasi Lebih Lanjut: BACA DI SINI

For More Info: HERE






















Uparaca Bendera Untuk Pertama Kalinya di Desa Wonopringgo / First Flag Ceremony in Wonopringgo Village

17 Agustus 2017 merupakan hari yang bersejarah bagi Desa Wonopringgo. Karena pada hari tersebut telah dilaksanakan upacara bendera yang untuk pertamakalinya dilaksanakan di lingkungan Desa Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. Upacara kali ini, dilaksanakan dengan tujuan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-72. Upacara dilaksanakan di halaman Gedung Serba Guna (GSG) Pringgodani dan juga jalanan sekitar komplek Balai Desa Wonopringgo. Tepatnya jalan di bagian timur dan selatan GSG Pringgodani. Jadi, ketika acara berlangsung, jalanan tersebut ditutup untuk sementara waktu hingga upacara usai. Upacara dihadiri oleh seluruh perangkat desa, kepala desa yang pernah menjabat di Desa Wonopringgo atau yang mewakili, BPD, keluarga pasukan pengibar bendera, Hansip, perwakilan warga masing-masing RT, Ketua RT dan ketua RW, Ibu-ibu PKK, perwakilan seluruh organisasi yang ada di Desa Wonopringgo dan tidak ketinggalan pula perwakilan dari Karang Taruna serta pemuda Desa Wonopringgo.


Galeri Foto Upacara 17 Agustus 2017 di Desa Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan / Photo Gallery of Flag Ceremony on August 17, 2017 in Wonopringgo Village, Pekalongan Regency


17 Agustus 2017 merupakan hari yang bersejarah bagi Desa Wonopringgo. Karena pada hari tersebut telah dilaksanakan upacara bendera yang untuk pertamakalinya dilaksanakan di lingkungan Desa Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. Upacara kali ini, dilaksanakan dengan tujuan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-72. Upacara dilaksanakan di halaman Gedung Serba Guna (GSG) Pringgodani dan juga jalanan sekitar komplek Balai Desa Wonopringgo. Tepatnya jalan di bagian timur dan selatan GSG Pringgodani. Jadi, ketika acara berlangsung, jalanan tersebut ditutup untuk sementara waktu hingga upacara usai. Upacara dihadiri oleh seluruh perangkat desa, kepala desa yang pernah menjabat di Desa Wonopringgo atau yang mewakili, BPD, keluarga pasukan pengibar bendera, Hansip, perwakilan warga masing-masing RT, Ketua RT dan ketua RW, Ibu-ibu PKK, perwakilan seluruh organisasi yang ada di Desa Wonopringgo dan tidak ketinggalan pula perwakilan dari Karang Taruna serta pemuda Desa Wonopringgo.

August 17, 2017 is a historic day for villagers of Wonopringgo Village. Because on that day, the flag ceremony was held for the first time in Wonopringgo Village, Pekalongan Regency. This ceremony is held with the aim to commemorate the 72nd anniversary of the Republic of Indonesia. The ceremony was held in the courtyard of Multipurpose Building (GSG) Pringgodani and also the streets around the complex of Wonopringgo Village Hall. Precisely on road in eastern and southern GSG Pringgodani. So, when the ceremony took place, the street was closed for a while until the ceremony was over. The ceremony was attended by all village apparatuses, village heads who had served in Wonopringgo Village or representing, BPD, family flag raisers, Hansip, representatives of each RT, Head of RT and head of RW, PKK ladies, representatives of all organizations is in Wonopringgo Village and don't miss also representatives from Karang Taruna and youth of Wonopringgo Village.

Informasi Lebih Lanjut: BACA DI SINI

For More Info: HERE
Malam Pengukuhan Paskibra Desa Wonopringgo Tahun 2017 / Inauguration Night of Flag Raisers on Wonopringgo Village in 2017

Wonopringgo, 16 Agustus 2017 (Lagi-lagi) merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Desa Wonopringgo. Karena pada hari itu, telah dilaksanakan suatu acara yang benar-benar baru untuk pertamakalinya dilaksanakan. Acara tersebut adalah "Malam Pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Desa Wonopringgo Tahun 2017". Hari-hari sebelumnya, belum pernah sekalipun dilaksanakan acara demikian di lingkungan Desa Wonopringgo. Jadi, ini adalah momen bersejarah yang patut untuk dikenang dan diabadikan. Pada malam itu, Pemerintah Desa Wonopringgo mengukuhkan sepuluh orang anggota paskibra yang akan menjadi petugas pada acara memperingati HUT RI ke-72 tahun 2017 ini.


Wonopringgo, August 16, 2017 (Again) is a very historic day for Wonopringgo Village. Because on that day, a completely new event was held for the first time. The event was "Inauguration Night of Flag Raisers (Paskibra) on Wonopringgo Village in 2017". The previous days, have never done that event on Wonopringgo Village. So, this is a historic moment that deserves to be remembered and immortalized. On that night, Wonopringgo Village Government confirmed ten members of Paskibra who will on duty at the ceremony commemorating the 72nd anniversary Republic of Indonesia in 2017.

Sebelum acara malam pengukuhan ini dimulai, para anggota paskibra telah melakukan seleksi kemudian berlatih terlebih dahulu kira-kira selama dua minggu sebelum acara ini berlangsung. Seleksi sekaligus latihan tersebut, dipimpin langsung oleh warga Desa Wonopringgo yang tergabung dalam pasukan Tentara Nasional Indonesia, yaitu saudara Puji dan saudara Borus. Setelah melalui segala macam proses tersebut, akhirnya terpilihlah sembilan pemuda yang dianggap cocok sekaligus mumpuni untuk mengemban tugas bersejarah tersebut. Sembilan pemuda itu diantaranya adalah Ilham, Lisa, Ali, Andri, Eva, Naufal, Ivan, Asti dan Birin.


Before this events begins, members of Paskibra have followed the selection and then practiced for about two weeks before the event. Selection and exercise, led directly by the villagers of Wonopringgo who are members of the Indonesian National Army, they are Mr.Puji and Mr.Borus. After through all process, finally elected nine youths who are considered fit and capable to carry the historic duty. The nine youngster are Ilham, Lisa, Ali, Andri, Eva, Naufal, Ivan, Asti and Birin.

Pukul 20.30 WIB seluruh pasukan yang akan dikukuhkan telah mulai melakukan persiapan. Mulai dari make up, pakaian, sarung tangan, sepatu hingga aksesoris lainnya. Segala perlengkapan yang akan digunakan pada malam pengukuhan ini adalah perlengkapan serupa yang akan digunakan esok hari pada upacara memperingati HUT RI ke-72 di Halaman GSG Pringgodani Desa Wonopringgo. Tak berlangsung lama, pukul 21.30 WIB acara pengukuhan pun dimulai.


At 20.30 WIB all members which will be confirmed have started to make preparations. Starting from make up, clothing, gloves, shoes and other accessories. All equipment that will be used on this inaugural night is similar equipment that will be used tomorrow at the ceremony commemorating the 72nd anniversary of RI on GSG Pringgodani, Wonopringgo Village. It didn't last long, at 21:30 pm, the inaugural event began.

Barisan paskibra memasuki GSG Pringgodani melalui sisi selatan gedung. Pasukan tersebut dipimpin langsung oleh saudara Bawon, yang bertugas sebagai pemimpin pasukan. Hanya sekejap saja, pemimpin pasukan dengan piawainya mengarahkan pasukannya untuk memasuki GSG. Kemudian, pasukan langsung diarahkan untuk membentuk sebuah formasi menghadap ke arah utara. Setelah pasukan siap pada posisinya, Master of Ceremony (MC) mulai memainkan perannya. Dimulai dengan mempersilahkan komandan upacara yang pada kesempatan ini dibawakan langsung oleh saudara Borus untuk memasuki lapangan upacara. Setelah itu, pembina upacara mulai memasuki lapangan upacara, setelah sebelumnya mendapatkan penghormatan serta laporan dari pemimpin upacara. Kemudian, acara berjalan dengan lancar sesuai komado MC malam itu, yang kebetulan dibawakan langsung oleh Istiqomah.


Paskibra squad entered GSG Pringgodani through the south side of the building. Paskibra squad were led directly by Mr.Bawon, who served as the squad leader. Just a moment, squad leader with his expertise directs his troops to enter the GSG. Then, paskibra squad are directed to form a formation facing north. After they are ready in position, the Master of Ceremonies (MC) begins to play its part. Begin by inviting the ceremonial commander on this occasion to be delivered by Mr.Borus to enter the ceremonial field. After that, ceremonial builder begins to enter the ceremonial grounds, having previously received reverence and reports from the ceremonial leader. Then, the event went smoothly according to the MC comado that night, which happened delivered directly by Istiqomah.


Setelah memasuki lapangan upacara, pembina upacara yang pada malam itu kebetulan dibawakan langsung oleh Kepala Desa Wonopringgo, langsung menjadi aktor utama pada acara tersebut. Pembina upacara mulai menyampaikan sedikit sambutannya yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan sumpah pengukuhan anggota Paskibra Desa Wonopringgo Tahun 2017. "Bersediakah saudara-saudara saya kukuhkan menjadi pasukan generasi muda pengibar bendera merah putih?" Begitulah kira-kira kalimat lantang yang dilontarkan oleh pembina upacara yang ditujukan kepada kesepuluh anggota paskibra. Tak mau kalah, kesepuluh anggota paskibra langsung menjawab dengan suara yang tidak kalah lantangnya meski tanpa menggunakan pengeras suara "Bersedia!!!". "Saya percaya, bahwa saudara-saudara akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Sesuai tanggungjawab yang dibebankan diatas pundak saudara. Sehingga upacara peringatan HUT RI ke-72 tahun 2017 di Desa Wonopringgo berjalan dengan lancar, tertib dan khidmat" imbuh pembina upacara seraya menutup sambutan serta pembacaan sumpah pengukuhan paskibra Desa Wonopringgo. Setelah menutup sambutannya, pembina upacara langsung menyerahkan naskah kembali kepada saudara Agus yang bertugas sebagai pembawa naskah pada malam itu.


After entering ceremony area, ceremony builder who was on that night delivered by The Head of Wonopringgo Village, immediately became the main actor at the event. Ceremonial builder began to deliver a little speech which was then followed by the reading of the oath of Paskibra inauguration on Wonopringgo Village in 2017. "Will you all establish a youth force of flag raisers?" That's loud sentences made by the ceremony builder who addressed to ten members of paskibra. Not to be outdone, ten members of paskibra immediately answered with a voice that is not less louder even without using a loudspeaker "Willing!". "I believe that you all will carry out your duties as well as possible, so that the ceremony of the 72nd anniversary of the Republic of Indonesia in 2017 on Wonopringgo village runs smoothly, orderly and solemnly" added the ceremony builder while closing speech and reading of the inaugural oath of Paskibra Wonopringgo Village. After closing his speech, the ceremonial builder immediately handed the manuscript back to Mr.Agus who served as the script carrier at that night.


Setelah itu, acara berlangsung jauh lebih khidmat. Karena pemimpin pasukan langsung mengambil peran mengatur pasukannya untuk membentuk formasi terbuka mengelilingi tepian GSG Pringgodani. Ketika pasukan telah siap berada di posisinya masing-masing, lampu penerangan GSG langsung dipadamkan. Setelah lampu padam, seketika itu langsung terdengar alunan lagu "Bagimu Negeri". Tak mau kalah, hentakan kaki saudara Hapri yang membawa bendera merah putih pun mulai menggelegar. Langkah demi langkah ia lalui untuk menghampiri satu persatu anggota paskibra yang baru saja dikukuhkan. Dimulai dari pemimpin pasukan yang dengan gagah langsung memberikan hormat kepada bendera merah putih yang kini diarahkan tepat didepan kepalanya. Setalah itu, tangan pemimpin pasukan dengan sigap meraih ujung bendera merah putih yang langsung mengarahkannya mendekati muka, adegan paling mengharukan terjadi setelah ini. Ujung bendera merah putih yang telah mendekati muka tersebut, langsung diarahkan mendekati bibir. Kemudian, secara elegan mengambil nafas panjang lalu langsung mencium bendera merah putih dengan penuh rasa bangga, gembira, senang dan tanggungjawab.



After that, the event went much more solemnly. Because leader paskibra immediately took the role of organizing his members to form an open formation around the edge of GSG Pringgodani. When paskibra members were ready to be in their respective positions, GSG lighting was instantly went out. After that, immediately heard the strains of the song "Bagimu Negeri". Not to be outdone, beat feet from Mr.Hapri who carrying a red and white flag began blaring. Step by step he went through to approach one by one paskibra members who have just confirmed. Starting from pasikbra leader who gallantly directly salute to the red and white flag that is now directed in front of his head. After that, his hand was swiftly reaching for the end of a flag that led directly to the face, most touching happens scene going after this. Edge of flag that have approached to his face, directly directed toward the lips. Then, elegantly take a deep breath and immediately smell the flag with great pride, joy, delight and responsibility.



Setelah itu, berturut-turut anggota paskibra lainnya pun melakukan adegan yang sama seperti apa yang telah dilakukan oleh pemimpin pasukan. Dimulai dari saudara Lisa, Eva, Asti, Ilham, Andri, Ivan, Ali, Naufal dan ditutup oleh Birin. Kegiatan menarik nafas panjang kemudian dilanjutkan dengan mencium bendera merah putih merupakan suatu simbol atau kiasan kesediaan untuk senantiasa setia dan membela bendera merah putih. Setelah seluruh anggota paskibra mendapatkan gilirannya, MC mempersilahkan Ust.Wisman untuk memimpin pembacaan doa untuk kelancaran acara esok hari dan hari-hari setelahnya.



After that, in succession other paskibra members did the same scene as what has been done by the leader of paskibra. Starting from Lisa, Eva, Asti, Ilham, Andri, Ivan, Ali, Naufal and closed by Birin. Activity takes a deep breath then continued to smell the flag is a symbol or metaphor of willingness to always be faithful and defend the red-white flag. After all members paskibra get their turn, MC invite Ust.Wisman to lead the reading of prayer for the smoothness of the event tomorrow and the days after.



Lampu penerangan GSG mulai dinyalakan, MC kembali mengambil alih perannya dengan mempersilahkan pembina upacara beserta jajarannya yang kemudian diikuti oleh tamu undangan untuk memberikan ucapan selamat kepada seluruh anggota paskibra. Ucapan tersebut, merupakan tanda telah berhasil dikukuhkannya anggota paskibra Desa Wonopringgo yang akan bertugas keesokan harinya.


GSG lighting lights started on, MC took again over the role by inviting the ceremony builder and his staff followed by invited guests to give congratulations to all members of paskibra. Speech, is a sign of success has been confirmed to be members of paskibra on Wonopringgo Village, who will be on duty the next day.


Ternyata acara belum selesai, MC kembali menggunakan pengeras suara, lalu mengatakan bahwa akan ada tumpeng yang harus dipotong oleh pembina upacara yang kemudian diserahkan secara simbolis kepada dua perwakilan petugas upacara esok hari. Seraya menutup acara, MC lalu mempersilahkan seluruh petugas upacara, peserta, maupun tamu undangn untuk menikmati hidangan tumpeng yang telah disediakan.


Apparently this event was not finished. Again, MC used the loudspeaker, then she said that there will be a cone that must be cut by the ceremonial builder who then handed symbolically to two representatives of the ceremony tomorrow. While closing the event, the MC then invited all ceremony officers, participants, and invited guests to enjoy a dish of cone that has been provided.



Galeri lain acara ini dapat dilihat DI SINI
Other photos of this event can be seen HERE

Video acara ini dapat dilihat di atas atau melalui link berikut INI
Video of this event can be seen above or through by following THIS LINK

Salam MANTap!
"Menuju Wonopriggo MANTap! (Mandiri, Aman, Nyaman dan Terampil)