BLANTERTOKOv105
1529177261838744855
Pawai Ta'aruf dan Pengajian Umum dalam Rangka Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo

Tepat pada tanggal 4 Mei 2018, telah diadakan perayaan Akhirussanah di Desa Wonopringgo. Pada tahun ini, diadakan dua kegiatan berbeda yang dilaksanakan untuk memeriahkan atau mempergingati perayaan Akhirussanah tersebut. Diantaranya adalah Pawai Ta'aruf dan Pengajuan Umum. Namun, ada yang berbeda dengan Pawai Ta'aruf tahun ini dibanding pawai ta'aruf pada tahun sebelumnya. Seperti apakah keseruan serangkaian acara Akhirussanah Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Darul Huda Desa Wonopringgo berlangsung? Simak melalui ulasan berikut...




Right on May 4, 2018, Akhirussanah celebration was held in Wonopringgo Village. This year, two different activities were held to enliven or commemorate the end of the festival. Among them are the Ta'aruf Parade and General Recitation. However, there are something different from this year's Ta'aruf Parade compared to Ta'aruf Parade the previous year. What is the excitement of a series of Darul Huda Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) in Wonopringgo Village? Check through the following reviews ...



Pukul 18.15, peserta pawai ta'aruf telah bersiap di depan Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo untuk membentuk barisan yang telah ditentukan sebelumnya. Peserta pawai ta'aruf sendiri merupakan siswa dari MDA Darul Huda Desa Wonopringgo yang dimulai dari kelas terkecil hingga siswa kelas terbesar. Selain itu, ada juga wisudawan yang tergabung dalam barisan pawai ta'aruf. Dimana para wisudawan tersebut akan melalui prosesi wisuda setelah acara pawai ta'aruf berlangsung. Akhirussanah sendiri sejatinya merupakan perayaan atau ucapan syukur yang dilaksanakan setelah melalui serangkaian ujian. Sementara Pawai Ta'aruf sendiri merupakan serangkaian pawai yang bertujuan untuk lebih mengenalkan MDA dan kegiatan yang ada di MDA kepada masyarakat luas.

At 18.15, the participants of the Ta'aruf parade were prepared in front of the Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village to form a predetermined line. The participants of the Ta'aruf parade themselves are students from the MDA Darul Huda Wonopringgo Village, which starts from the smallest class to the largest class. In addition, there were also graduates who joined the ranks of the ta'aruf parade. Where the graduates will go through the graduation procession after the ta'aruf parade takes place. Akhirussanah is actually a celebration or thanksgiving that is carried out after a series of tests. While the Ta'aruf Parade itself is a series of marches aimed at introducing the MDA and the activities in the MDA to the wider community.



Perbedaan yang paling kentara antara pawai ta'aruf pada tahun 2018 ini dibanding tahun 2017 lalu adalah waktu pelaksanaan pawai. Jika tahun 2017 dilaksanakan pada siang hari, lain halnya dengan tahun 2018 ini yang dilaksanakan pada malam hari. Untuk ulasan lengkap tentang serangkaian kegiatan perayaan Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo pada tahun 2017 dapat dilihat melalui tautan INI. Setelah para peserta pawai siap pada posisinya masing-masing, pawai ta'aruf segera dimulai. Pawai tersebut dilaksanakan melalui rute yang telah disepakati sebelumnya yaitu dari Masjid Daru Huda Desa Wonopringgo ke arah barat menuju asrama 407. Kemudian belok ke kiri melalui Jalan Raya Wonopringgo menuju ke Pasar Wonopringgo. Lalu, masuk kembali ke Desa Wonopringgo kemudian berkeliling ke area Desa Wonopringgo dahulu sebelum kembali ke titik awal di Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo.

The most obvious difference between the ta'aruf parade in 2018 compared to 2017 is the time of the parade. If 2017 is held during the day, it is different from 2018 which is held at night. For a full review of the series of Akhirussanah activities of the MDA Darul Huda  celebration in Wonopringgo Village in 2017, see the HERE link. After the parade participants were ready for their respective positions, the ta'aruf march began immediately. The march was carried out through a previously agreed route, namely from the Daru Huda Mosque in Wonopringgo Village to the west towards the 407 dormitory. Then turn left via Jalan Wonopringgo to Wonopringgo Market. Then, go back to Wonopringgo Village and then tour the area of Wonopringgo Village before returning to the starting point at Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village.



Rombongan pawai dibuka dengan kendaraan taktis yang berfungsi untuk membuka jalan. Kemudian diikuti oleh pembawa banner pawai ta'aruf, disusul dengan pasukan pembawa bandera. Setelah itu berturut-turut barisan pawai diikuti oleh Wisudawan, Penampilan Naga Liong dari Sanggar Bamboe Idjo Desa Wonopringgo, seluruh murid MDA Darul Huda, disusul oleh penampilan kesenian Calung Komppas yang selain sebagai hiburan juga sebagai penutup rombongan pawai. Pada pawai ta'aruf tahun ini, seluruh murid MDA Darul Huda Desa Wonopringgo membawa obor atau yang pada bahasa setempat disebut sebagai oncor. Selain sebagai pembeda dan sebagai penerangan jalan, obor tersebut difungsikan sebagai pemeriah pawai. Selain itu, dengan digunakannya obor tersebut juga sekaligus melestarikan dan mengenalkan kembali obor sebagai alat penerangan tradisional yang sudah sangat jarang digunakan sekarang. Dengan digunakannya obor pada pawai ta'aruf kali ini, dapat memberikan keuinkan tersendiri seakan menghadirkan kembali suasana desa pada tempo dahulu sebelum listrik menjadi konsumsi khalayak ramai seperti sekarang ini.

The parade group opened with a tactical vehicle that served to open the road. Then followed by the bearer of the ta'aruf parade banner, followed by the bandera carrier. After that a row of marches was followed by Graduates, Naga Liong Appearances from Sanggar Bamboe Idjo of Wonopringgo Village, all MDA Darul Huda students, followed by Calung Komppas art performance which was not only as entertainment but also as a closing procession for the parade group. In the ta'aruf parade this year, all Darul Huda MDA students in Wonopringgo Village carried torches or in local languages ​​called oncor. Aside from being a differentiator and as street lighting, the torch is used as a parade embellishment. In addition, with the use of the torch, it also preserves and reintroduces the torch as a traditional lighting tool that is very rarely used now. With the use of the torch in the ta'aruf parade this time, it can provide its own wish as if to bring back the atmosphere of the village in the past before electricity became the consumption of the public as it is today.



Setelah melalui rute yang telah disepakati sebelumnya, rombongan pawai mengakhiri perjalanan tepat pada titik awal keberangkatan yaitu di Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo. Tepat di depan Masjid Darul Huda, rombongan dari Calung Komppas sekali lagi menampilkan kebolehannya dalam memainkan alat musik gabungan yang terdiri dari beberapa alat musik dan juga menyelaraskan dengan gerakan para penari yang juga tergabung dalam kesenian Calung Komppas tersebut. Alat musik yang digunakan diantaranya adalah angklung, mini bass drum serta perkusi dari barang bekas. Tak mau kalah, Sanggar Barongsai Bamboe Idjo juga menunjukkan kebolehannya tepat di depan pengungjung yang telah memadati area Masjid Darul Huda Desa wonopringgo untuk mengikuti acara selanjutnya yaitu Pengajian Umum dalam rangka Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo.

After going through the previously agreed route, the parade group ended the trip right at the starting point of departure, namely at Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village. Right in front of the Darul Huda Mosque, the group from Calung Komppas once again displayed its skill in playing a combined musical instrument consisting of several musical instruments and also aligned with the movements of the dancers who were also members of the Calung Komppas art. Musical instruments used include angklung, mini bass drums and percussion from used goods. Not to be outdone, Barongsai from Sanggar Bamboe Idjo  also showed their skill right in front of the visitors who had packed the area of the Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village to attend the next event, namely General Study in the context of the Darul Huda MDA Community in Wonopringgo Village.



Sebelum menuju acara puncak yaitu pengajian umum, terlebih dahulu kesenian Simptu Duror Desa Wonopringgo menghibur para pengunjung yang telah memadati area Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo. Setelah itu, pembawa acara yang dibawakan langsung oleh Ust.Mustolih mengawali acara pada malam hari itu dengan diadakan prosesi wisuda murid MDA Darul Huda Desa Wonopringgo. Pada tahun 2018 ini, ada 12 siswa MDA Darul Huda yang terdiri dari 3 Putri dan 9 Putra yang akan melaksanakan prosesi wisuda yang dipimpin langsung oleh Ust.Muslih Said, Ust.Wisman serta Ust.Mustolih itu sendiri. Setelah prosesi wisuda berlangsung, diumumkan pula juara dari tiap-tiap kelas yang ada di MDA Darul Huda Desa Wonopringgo dari kelas terkecil hingga kelas terbesar.

Before heading to the peak event, namely general recitation, the art of Simptu Duror from Wonopringgo Village first entertained visitors who had crowded the area of Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village. After that, the host was delivered by Ust. Mustolih started the event that night with a graduation procession of MDA Darul Huda students in Wonopringgo Village. In 2018, there were 12 MDA Darul Huda students consisting of 3 daughters and 9 sons who would carry out the graduation procession led by Ust. Muslih Said, Ust.Wisman and Ust. Mustolih itself. After the graduation procession, the champions of each class in the Darul Huda MDA Wonopringgo Village from the smallest to the largest class were announced.



Setelah serangkaian prosesi wisuda dilaksanakan, pembawa acara beralih yang semula disampaikan oleh Ust.Mustolih dialihkan kepada saudari Nia yang langsung mengambil alih acara sekaligus membuka puncak acara yang bertajuk "Pengajian Umum dalam Rangka Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo". Acara awali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh tiga murid dari MDA Darul Huda Desa Wonopringgo. Dilanjukan dengan sambutan pertama yang disampaikan oleh Syarifudin selaku Ketua Panitia. Disusul Ust.Mustolih selaku Kepala MDA Darul Huda Desa Wonopringgo, lalu disambung oleh Soetarko selaku Ketua Masjid Jami' Darul Huda Desa Wonopringgo serta sambutan terkahir disampaikan oleh Slamet Haryanto selaku Kepala Desa Wonopringgo. Setelah serangkaian sambutan disampaikan, giliran kesenian Simtu Duror Desa Wonopringgo kembali menampilkan kebolehannya didepan para pengunjung yang ada. Setelah itu, sampailah pada acara puncak yang ditunggu-tunggu yaitu pengajian umum dimana KH. Iptu Akrom, S.Sos yang didapuk menjadi bintang utama pada malah hari itu.

After a series of graduation processions were held, the host switched to what was originally conveyed by Ust. Mustolih was transferred to Nia who immediately took over the event while opening the peak of the event entitled "General Study in the Framework of the End of MDA Darul Huda Village Wonopringgo Village". The program began with the reading of the Qur'anic verses by three students from MDA Darul Huda in Wonopringgo Village. Continued with the first speech delivered by Syarifudin as Chairperson of the Committee. Followed by Ust. Mustolih as the Head of MDA Darul Huda in Wonopringgo Village, then continued by Soetarko as Chair of the Jami' Mosque Darul Huda Wonopringgo Village and the last remarks delivered by Slamet Haryanto as the Head of Wonopringgo Village. After a series of remarks were delivered, Simtu Duror's of Wonopringgo Village showed again their skill in front of the visitors. After that, the peak of the long-awaited event was the general recitation where KH. Iptu Akrom, S.Sos, which was lined up as the main star on that day.



Pada ceramahnya, KH. Akrom menyampaikan beberapa hal yang perlu digaris bawahi oleh para pengunjung sekalian, diantaranya adalah agar para orang tua dapat menjaga dan mengawasi pergaulan anak-anaknya karena zaman yang serba digital dan serba cepat ini pergaulan menjadi sangat rawan, bisa saja terjerumus ke obat-obatan terlarang atau masuk menjadi anggota aliran atau organisasi yang dilarang pemerintah. Sehingga peran orang tua harus ditingkatkan untuk mengawasi serta mengendalikan pergaulan putra-putrinya. Pada pengajian umum tersebut tak lupa beberapa kali KH. Akrom berkolaborasi dengan Grup Simtu Duror untuk sekedar memainkan suasana agar audiens dapat lebih menikmati ceramah yang disampaikan oleh yang bersangkutan sekaligus agar menjadi hiburan tersendiri bagi audien yang hadir. Setelah itu, acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Akrom. Doa bersama tersebut sekaligus menutup serangkaian acara yang diadakan untuk memperingati Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo pada tahun 2018.

In his lecture, KH. Akrom conveyed several things that need to be underlined by all visitors, including that parents can look after and supervise their children's association because of this all-digital and fast-paced era, social relations are very vulnerable, they may fall into illegal drugs or enter into a member of a stream or organization that is prohibited by the government. So that the role of parents must be increased to monitor and control the interactions of their children. At the general recitation did not forget several times KH. Akrom collaborates with the Simtu Duror Group to simply play the atmosphere so that the audience can enjoy the lectures delivered by those concerned as well as to be an entertainment for the audience present. After that, the event closed with a joint prayer led by KH. Akrom. The joint prayer also closed a series of events held to commemorate the End of the MDA Darul Huda Village in Wonopringgo Village in 2018.



Galeri lain acara ini dapat dilihat DI SINI
Other photos of this event can be seen HERE

Video acara ini dapat dilihat di atas atau melalui link berikut INI (sedang dalam proses)
Video of this event can be seen above or through by following THIS LINK (in process)

Wonopringgo Maju,
Wonopringgo Bersatu,
Wonopringgo MANTap!,
Wonopringgo Maju, Bersatu, MANTap!

Salam MANTap!
"Menuju Wonopringgo MANTap! (Mandiri, Aman, Nyaman dan Terampil)"

Study Banding Pengelola Perpustakaan Desa Se-Kabupaten Rembang di Perpusdes "Cerah" Desa Wonopringgo / Comparative Study of Village Library Administrators of All Rembang Regency in Perpusdes "Cerah" Wonopringgo Village

Pada tanggal 24 April 2018, Perpustakaan Desa (Perpusdes) Cerah Desa Wonopringgo mendapat kunjungan study banding dari pengelola perpustakaan desa se-Kabupaten Rembang yang diinisaisi oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Rembang. Tentu merupakan kebanggaan tersendiri karena acara tersebut merupakan agenda study banding pertama secara resmi yang pernah dilakukan di Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo. Suatu apresiasi yang sangat membanggakan mengingat Perpusdes Cerah belum genap berusia 2 tahun setelah berdiri kembali dari tidur panjangnya. Jadi, seperti apakah keseruan study banding pertama yang dilaksanakan di Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo Tersebut? Mari simak uraian lengkapnya melalui ulasan berikut...

On April 24, 2018,  Cerah Village Library Wonopringgo Village received a visit from a comparative study from administrator of village library Rembang Regency which was initiated by Archives and Library Official of Rembang Regency. Certainly a matter of pride because the event was the official agenda of the first comparative study ever conducted at Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village. A very encouraging appreciation given that the Perpusdes Cerah is not yet 2 years old after standing back from its long sleep. So, what is the excitement of the first comparative study conducted at Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village? Let's see the full description through the following review ...


Sekitar pukul 13.00 WIB rombongan dari pengelola perpusdes se-Kabupaten Rembang tiba di halaman GSG Pringgodani Desa Wonopringgo. Setelah sebelumnya melakukan kunjungan ke Perpustakaan Dearah (Perpusda) Kabupaten Pekalongan. Saat memasuki area parkir GSG Pringgodani. terlihat rombongan datang menggunakan 2 buah bus yang langsung dari Rembang serta didampingi oleh rombongan dari Perpusda Kabupaten Pekalongan. Sambutan hangat langsung dipimpin oleh Slamet Haryanto selaku Kepala Desa Wonopringgo serta jajarannya dan tidak lupa Ibnu Ziyad selaku Ketua Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo. Rombongan kemudian diterima langsung di Desa Wonopringgo kemudian langsung dipersilahkan memasuki ruangan GSG Pringgodani.


At around 1:00 p.m., a group of library administrator from Rembang Regency arrived at the GSG Pringgodani village in Wonopringgo Village. After previously visiting Library of Pekalongan Regency. When entering the GSG Pringgodani parking area. seen the group came to use 2 buses directly from Rembang and accompanied by a group from the Perpusda of Pekalongan Regency. A warm welcome was directly led by Slamet Haryanto as the Head of Wonopringgo Village and his ranks and did not forget Ibnu Ziyad as the Head of Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village. The group was then received directly in the village of Wonopringgo then immediately welcomed into the GSG Pringgodani.


Kebetulan jam kedatangan yang telah memasuki jam makan siang, rombongan langsung dipersilahkan terlebih dahulu untuk menyantap makan siang yang telah tersedia. Tentunya, sajian paling lezat dari pedagang Nasi Goreng asli dari Desa Wonopringgo yang menemani para rombongan sekalian. Perlu diketahui, rombongan atau kelompok yang melakukan kegiatan di Desa Wonopringgo yang melewati waktu makan akan disuguhi sajian Nasi Goreng. Mengingat Desa Wonopringgo sendiri telah mengukuhkan diri sebagai Kampung Nasi Goreng. Sembari mengisi kekosongan waktu ketika makan siang berlangsung, ditampilkan video-video yang telah berhasil dibuat oleh Desa Wonopringgo untuk menemani rombongan sekalian. Diantaranya adalah video pembangunan yang merupakan Laporan Realisasi APBDes Tahun Anggarab 2017 serta berbagai video tentang kegiatan yang dilakukan di Desa Wonopringgo. Selain itu juga disajikan beberapa video yang memuat prestasi yang pernah dihasilkan oleh Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo.


Incidentally the arrival hour that has entered lunch time, the group is immediately welcome to eat lunch that is already available. Of course, the most delicious dish from the original Fried Rice traders from Wonopringgo Village who accompanied the group as well. Keep in mind, groups that carry out activities in Wonopringgo Village will be treated to Fried Rice. Given that Wonopringgo Village itself has established itself as a "Fried Rice Village". While filling the time when lunch took place, played video that were successfully made by Wonopringgo Village to accompany the group. Among them is video which is the 2017 APBDes Realization Report and various videos about activities carried out in Wonopringgo Village. In addition, a number of videos were also presented which included achievements made by Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village.



Setelah makan siang selesai dilaksanakan, pembawa acara yang dibawakan langsung oleh Istiqomah langsung mengambil alih perannya dengan menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan yang sengaja datang jauh-jauh dari Kabupaten Rembang. Setelah itu, sambutan secara resmi pertama langsung disampaikan dengan hangat oleh Kepala Desa Wonopringgo. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan apresiasi yang sangat besar bagi Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa hal-hal baik yang ada di Desa Wonopringgo, utamanya yang ada di Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo agar bisa diaplikasikan oleh seluruh pengelola perpusdes se-Kabupaten Rembang ketika telah pulang ke daerahnya masing-masing. Bilau juga menyampaikan agar para peserta study banding dapat memperoleh banyak hal positif yang bermanfaat untuk pengembangan perpusdes masing-masing kedepannya. Sambut bergayung, sambutan kedua disampaiakan langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Rembang yang menyampaikan ucapak terimakasih karena telah disambut dengan rasa kekeluargaan yang sangat kental ketika sampai di Desa Wonopringgo.


After lunch was finished, master of ceremony, which is delivered by Istiqomah, immediately took over the role by welcoming the group who had come all the way from Rembang Regency. After that, the first official greeting was warmly conveyed by the Head of the Wonopringgo Village. He said that this activity was a huge appreciation for Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village. In addition, he also said that the good things that existed in Wonopringgo Village, especially those in the Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village, could be applied by all library managers in Rembang Regency when they returned to their respective regions. He also said that the comparative study participants could get a lot of positive things that were useful for the development of the local library in the future. Next, the second speech was delivered directly by the Head of the Archives and Library Office of Rembang Regency who expressed his gratitude for being welcomed with a strong sense of kinship when they are arrived in Wonopringgo Village.


Setelah acara sambutan selesai dilaksanakan, acara selanjutnya adalah pemaparan tentang Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo yang disampaikan langsung oleh Ibnu Ziyad selaku Ketua Perpusdes Cerah. Pada pemaparannya, beliau menyampaikan bagaimana sejarah berdirinya Perpusdes Cerah, kemudia kevakuman yang pernah diderita oleh Perpusdes Cerah hingga bangaimana bangkitnya kembali Perpusdes Cerah dari tidur panjangnya. Selain itu, juga disampaikan pula tentang pengelolaan bahan pustakan serta proses peminjaman yang ada di Perpusdes Cerah serta inovasi apa yang dilakukan oleh Perpusdes Cerah sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Perpusdes Cerah.

After the opening ceremony was completed, the next event was the presentation of Cerah Village Library of Wonopringgo Village, which was delivered directly by Ibnu Ziyad as the Head of Cerah Village Library. On his presentation, he conveyed the history of the establishment of the Village Library Cerah of Wonopringgo Village, then the vacuum that was suffered by Village Library Cerah of Wonopringgo Village to the resurgence of the Village Library Cerah of Wonopringgo Village from its long sleep. In addition, also conveyed about the management of library materials and the borrowing process in our library and what innovations were carried out so as to attract the public to visit the Village Library Cerah of Wonopringgo Village.




Acara dilanjutkan dengan kunjungan langsung rombongan ke ruangan utama Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo untuk melakukan pengamatan lapangan. Selain itu, di Perpusdes Cerah para rombongan juga dapat melihat langsung bahwa apa yang disampaiakan pada saat di dalam GSG Pringgodani merupakan keadaan nyata atau keadaan sebenarnya yang ada, dimiliki serta diterapkan di Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo. Begitulah kira-kira keseruan yang tersaji ketika Study Banding dari pengelola perpusdes se-Kabupaten Rembang melaksanakan kegiatannya di Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo.


The event continued with a direct visit of the group to the main room of Village Library to conduct field observations. In addition, in the Library, groups can also see firsthand that what was conveyed when in the GSG Pringgodani was a real condition or an actual situation, was owned and implemented in the Cerah Village Library of Wonopringgo Village. That was how much excitement was presented when the Comparative Study of library managers in Rembang District carried out its activities in the Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village.

Atau mungkin ada pembaca setia desawonopringgo.com atau mungkin desa atau bahkan kota atau kabupaten lain yang ingin melakukan kegiatan serupa yang dilakukan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Rembang? Atau mungkin ada penglola perpusdes yang ingin melakukan study banding atau kunjungan lapangan ke Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo?

Or maybe there are loyal readers of desawonopringgo.com or maybe villages or even other cities or districts who want to do similar activities carried out by the Rembang District Library and Village Library? Or maybe there is a library official who wants to conduct a comparative study or field visit to Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village?


Tentu kami akan sangat menerima dengan baik siapapun yang ingin berkunjung ke Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo. Apabila ada yang berminat, silahkan hubungi:
Ibnu Ziyad (Ketua Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo) +6285726164591
Intan Kusuma Dewi (Petugas Pelayanan) +6285869257986

Of course we will be very accepting of anyone who wants to visit Perpusdes Cerah in Wonopringgo Village. If anyone is interested, please contact:
Ibnu Ziyad (Chairperson of Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo) +6285726164591
Intan Kusuma Dewi (Service Officer) +6285869257986


Galeri lain acara ini dapat dilihat DI SINI
Other photos of this event can be seen HERE

https://lh3.googleusercontent.com/bgmEZI-sXrQy8VdfemQ6S07bgvZcHKz2Tzt17QyHnxAMVqwfUQxSW4TdkeVFuSl6TZeRCDkyESttlnp94vmeSWjUvJoSvTBtIZGF-s84KBhEhP5GRewWNF2o2cnICb2OivU3-7qYlw=w1920-h1080

Video acara ini dapat dilihat di atas atau melalui link berikut INI (sedang dalam proses)
Video of this event can be seen above or through by following THIS LINK (in process)

Wonopringgo Maju,
Wonopringgo Bersatu,
Wonopringgo MANTap!,
Wonopringgo Maju, Bersatu, MANTap!

Salam MANTap!
"Menuju Wonopringgo MANTap! (Mandiri, Aman, Nyaman dan Terampil)"

Ritual Budaya Bersih "Sumur Keramat" Desa Wonopringgo




Wonopringgo, Pekalongan – Mahasiswa TIM II KKN Undip Desa Wonopringgo mengikuti ritual kerja bakti bersih sumur keramat bersama warga bertempat di Desa Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan pada hari Rabu, 25 Juli 2018. Ritual ini rutin dilakukan warga Wonopringgo setiap kalender Jawa menunjukkan tanggal 12 sebagai wujud pelestarian budaya turun temurun. Adapun pembersihan sumur keramat bertujuan untuk menjaga kelestarian sumur peninggalan leluhur serta sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih kepada para leluhur atas jasanya membangun Desa Wonopringgo.