BLANTERTOKOv105
1529177261838744855
Pelantikan Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Wonopringgo / Inauguration of Village Secretary and Devices of Wonopringgo Village


Akhirnya! Setelah menunggu 9 tahun lamanya, Desa Wonopringgo kembali memiliki Sekretaris Desa atau yang biasa dikenal masyarakat dengan sebutan Carik. Penantian panjang tersebut berakhir tepat pada tanggal 2 Januari 2019 di GSG Pringgodani Desa Wonopringgo. Sosok Carik yang baru merupakan pemuda asli Wonopringgo yang berhasil mengalahkan pemuda lainnya dalam seleksi yang telah dilaksanakan pada bulan lalu. Penasaran siapa sosok dibalik jabatan sekretaris desa yang baru? Mari simak melalui tulisan berikut ini...
Perayaan Pergantian Tahun Baru di Desa Wonopringgo / New Year's Eve Celebration in Wonopringgo Village


Ada yang berbeda dengan perayaan pergantian tahun baru di Desa Wonopringgo kali ini. Mengusung tema "The Countdown to 2019", yang berarti hitung mundur ke 2019. Serangkaian acara yang diadakan merupakan acara yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Penasaran seperti apa keseruan acara tersebut berlangsung? Sedikit bocoran, ada persembahan grup musik baru yang keseluruhnya beranggotakan masyarakat Desa Wonopringgo. Untuk keseruan lebih lengkapnya, mari simak melalui tulisan berikut ini...

There is something different from the New Year's Eve celebration in Wonopringgo Village at this time. The theme is "The Countdown to 2019", which means a countdown to 2019. A series of events that have never been held before. What is the excitement of the event held? A little leak, there is a new music group offering which are members from Wonopringgo Village. For more info, let's look through the following article ...



Acara pergantian tahun baru ini diinisiasi oleh Pemerintah Desa Wonopringgo yang berkolaborasi dengan sekelompok pemuda Desa Wonopringgo. Acara tersebut sengaja dilaksanakan dengan tujuan supaya pemuda-pemudi dan masyarakat Desa Wonopringgo tidak merayakan pergantian malam tahun baru ke luar area desa. Seperti kita ketahui, zaman sekarang pergaulan muda-mudi tidak dapat dikendalikan, akan menjadi sangat berbahaya ketika sekelompok muda-mudi menghadiri malam pergantian tahun ke lokasi yang sulit dijangkau oleh orang tua atau pun kerabatnya. Terlebih dilakukan hingga larut menjelang atau bahkan hingga dini hari tiba. Selain itu, acara tersebut dilaksanakan supaya masyarakat Desa Wonopringgo tidak terjebak kemacetan di simpul-simpul kemacetan yang akan membuat jalanan menjadi semakin macet. Oleh karena hal tersebut, Pemerintah Desa Wonopringgo dan sekelompok pemuda desa menginisiasi sebuah kegiatan supaya menghindari kemungkinan hal-hal negatif yang akan timbul dengan adanya situasi di atas dengan mengadakan acara pergantian tahun di area Desa Wonopringgo.

This new year's eve celebration was initiated by the Wonopringgo Village Government in collaboration with a group of young people from Wonopringgo Village. The event was intentionally carried out with the aim that the young people and the people of Wonopringgo Village did not celebrate the turn of the New Year's Eve celebration  outside the village area. As we know, today the association of young people cannot be controlled, it will be very dangerous when a group of young people attend new year's eve night celebration  to a location that is difficult for parents or relatives to reach. Moreover, it is done until late at night or even until early morning arrives. In addition, the event was held so that the people of Wonopringgo Village would not be stuck in traffic jams that would make the streets more congested. Because of this, the Wonopringgo Village Government and a group of village youth initiated an activity to avoid the possibility of negative things that would arise with the situation above by holding this new year's eve celebration in the Wonopringgo Village area.



Acara pertama kali dibuka oleh penampilan grup band Lintar dkk yang menawarkan diri langsung kepada panitia pelaksana untuk menjadi salah satu pengisi acara. Setelah itu, dilanjutkan dengan Sinema Rakjat yang memutarkan film The Nun. Setelah film selesai, dilanjutkan dengan penampilan dari Wakil 1 Mbak Duta Wisata Kabupaten Pekalongan tahun 2018 yang membawakan sekitar 5 lagu. Dilanjut dengan peresmian gedung baru Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo dan Penampilan spesial dari grup musik baru bentukan Desa Wonopringgo melalui Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo serta ditutup dengan pesta kembang api disusul penerbangan lampion.

The event was first opened by the appearance of the band Lintar and friends who offered themselves directly to the organizing committee to become one of the performers. After that, it continued with the "Sinema Rakjat" taht playing the film The Nun. After the film was finished, it was followed by the appearance of the Deputy 1 of Tourism Ambassador of Pekalongan Regency at 2018 which brought about 5 songs. Continued with the inauguration of the new building of Cerah Village Library of Wonopringgo Village and a special appearance from the new music group formed by Wonopringgo Village through the Cerah Village Library of Wonopringgo Village and closed with fireworks followed by lantern flights.



Ada yang berbeda dibanding perayaan pergantian tahun 2018 dibanding 2019 kali ini. Dimana pada tahun 2018 acara pergantian tahun baru dilaksanakan di dalam GSG Pringgodani Desa Wonopringgo sedangkan perayaan pergantian tahun 2019 ini dilaksanakan di halaman GSG Pringgodani Desa Wonopringgo. Dimana ada panggung mini yang disiapkan untuk melakukan pertunjukan yang dilakukan oleh para seniman lokal di Kabupaten Pekalongan. Ada yang unik dengan panggung yang disediakan, karena panggung mini tersebut adalah panggung bongkar-pasang yang sengaja dibuat sebagai panggung multifungsi. Maksudnya, apabila tidak sedang ada acara, panggung tersebut merupakan sekumpulan besi yang digunakan untuk memisahkan area rak buku dengan area baca di Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo. Sedangkan apabila ada acara, besi-besi tadi dirakit sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah panggung mini yang cukup untuk menggelar acara yang tidak terlampau besar.

There is something different than new year eve celebration at 2018 than new year eve celebration at this time. Where in 2018 the new year eve celebration are held in GSG Pringgodani Wonopringgo Village while in 2019 are held on the outdoor of GSG Pringgodani of Wonopringgo Village. Where there is a mini stage that is prepared to perform performances performed by the performers of local artist in Pekalongan Regency. There is something unique with the stage provided, because the mini stage is a staging platform which is deliberately made as a multifunctional stage. That is, if there is no event, the stage is a group of iron used to separate the bookshelf area with the reading area in the Cerah Library of Wonopringgo Village. Whereas if there is an event, a group of iron are assembled in such a way as to form a mini stage that is sufficient to hold an event that is not too large.


Saat acara berlangsung, tetesan air hujan sedikit merubah susunan acara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Ada beberapa acara yang terpaksa dihilangkan agar acara kembali berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Diantaranya adalah peresmian gedung baru Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo yang pada akhirnya hanya dilakukan pengenalan secara lisan tentang gedung baru serta pelayanan baru yang ada di perpustakaan desa milik pemerintah Desa Wonopringgo tersebut. Apresiasi patut diberikan kepada masyarakat Desa Wonopringgo yang hadir dalam acara tersebut karena walaupun hujan turun, antusiasme masyarakat dalam mengikuti acara yang berlangsung tersebut sampai akhir dengan antusiasme yang tetap tinggi.

When the event took place, raindrops slightly changed the arrangement of the programs that had been prepared in advance. There were a number of events that had to be removed so that the program went back according to a predetermined schedule. Among them were the inauguration of the new Cerah Village Library of Wonopringgo Village, which in the end only carried out a verbal introduction to new buildings and new services in the village library owned by the Wonopringgo Village government. Appreciation should be given to the people of Wonopringgo Village who were present at the event because even though it was raining, the enthusiasm of the community in participating in the event lasted until the end with high enthusiasm.


"The Countdown to 2019" dimulai sejak 31 Desember 2018 pukul 20.00 WIB dan berakhir pada keesokan harinya tanggal 1 Januari 2019 sekitar pukul 00.30 WIB. Ketika jam telah menunjukkan pukul 23.55 WIB pembawa acara yang pada malam hari itu dibawakan langsung oleh saudara Istiqomah langsung mengambil alih perannya dalam mengarahkan acara sesuai dengan alurnya. Selain itu, pembawa acara juga mulai menaikkan euforia serta adrenalin pengunjung dengan mengomando panitia untuk mematikan lampu disekitaran GSG Pringgodani. 10 detik menjelang momen pergantian tahun tiba, Istiqomah mulai mengagetkan dan menaikkan adrenalin pengunjung dengan hitungan mundurnya yang sangat menggelegar setengah berteriak, 10...9...8... hingga pada akhirnya menyebut angka 1... Kembang api yang disediakan panitia langsung menyala tepat pada hitungan terakhir yang dibacakan oleh pembawa acara. Dor...dor...dor...

"The Countdown to 2019" starts on December 31, 2018 at 20.00 WIB and ends the next day January 1, 2019 around 00.30 WIB. When the clock was shown at 23.55 WIB the host who was delivered by Istiqomah that night immediately took over his role in directing the program according to the plot. In addition, the host also began to increase euphoria and adrenaline of visitors by commanding the committee to turn off the lights around the GSG Pringgodani. 10 seconds before the turn of the year arrived, Istiqomah began to shock and raise the adrenaline of visitors with a very booming countdown half screaming, 10 ... 9 ... 8 ... to finally mention the number 1 ... Fireworks provided by the committee immediately lit right at the last count read by the host. Dor ... bro ... bang ...



Eouforia dan adrenalin masyarakat Desa Wonopringgo langsung memuncak ketika mendengar ledakan kembang api pertama yang disulut oleh panitia. Seketika berbagai pasang kepala yang beberapa menit sebelumnya tertuju pada pembawa acara langsung menengadahkan kepalanya ke atas untuk menikmati keindahan dan keserasian kembang api pilihan yang sedang menampakkan keelokannya. Tak lupa, smartphone para pengunjung juga langsung ditengadahkan ke atas untuk merekam keindahan pesta kembang api yang sedang berlangsung. Setelah Pesta kembang api tersebut berakhir yang berjarak kurang lebih sekitar 4 menit dari ledakan kembang api pertama, pembawa acara mengomando panitia untuk menyalakan sebagian lampu karena akan diadakan persiapan penerbangan lampion yang langsung diberi aba-aba oleh pembawa acara. Dengan komando yang ciamik, penerbangan lampion berlangsung pada waktu yang hampir bersamaan. Saat penerbangan lampion dilaksanakan, iringan lagu dari grup musik baru bentukan Perpusdes Cerah Desa Wonopringgo langsung mengiringi dengan tembang kenangan yang semakin menghangatkan suasana malam pergantian tahun baru tersebut. Btw, band baru ini belum memiliki nama panggung resmi. Mungkin ada pembaca yang bisa memberikan usul agar diberi nama apakah band baru ini?

Eouforia and adrenaline from the people of Wonopringgo village immediately peaked when they heard the first fireworks explosion sparked by the committee. Immediately various pairs of heads which a few minutes earlier were directed to the host immediately raised his head up to enjoy the beauty and harmony of the choice fireworks that were showing their beauty. Not to forget, the visitors' smartphones were also held up to record the beauty of the ongoing fireworks. After the fireworks ended, which was located approximately 4 minutes from the first fireworks explosion, the host instructed the committee to turn on some lights because there would be preparations for lantern flights that were immediately given the signal by the emcee. With good command, flight lanterns take place at almost the same time. When the lantern flight was carried out, the accompaniment of songs from the new music group formed by Cerah Village Library of Wonopringgo Village immediately accompanied with memorable songs that warmed the atmosphere of the new year's eve celebration . Btw, this new band doesn't have an official stage name yet. Maybe there is a reader who can give a suggestion to what name is this new band?



Itulah sedikit gambaran tentang perayaan pergantian tahun baru di Desa Wonopringgo yang sepenuhnya dirancang oleh warga Desa Wonopringgo tanpa melibatkan unsur lain diluar Desa Wonopringgo. Bagaimana perayaan pergantian tahun baru di desa mu? Atau para pembaca sekalian ada usul supaya acara perayaan pergantian tahun depan dilaksanakan seperti apa? Silahkan tinggalkan cerita pergantian malam tahun baru dan juga saran acara untuk pergantian tahun baru melalui kolom komentar yang telah disediakan di bawah. Atau ada sebagian pembaca yang ingin mengusulkan nama yang cocok untuk grup musik baru di Desa Wonopringgo silahkan sampaikan juga melalui kolom komentar.

That is a bit of a picture of the New Year's Eve celebration in Wonopringgo Village which was fully designed by the people of Wonopringgo Village without involving other elements outside Wonopringgo Village. How is your New Year's Eve celebration in your village? Or the readers all have suggestions that what will happen next year? Please leave the story of the turn of the New Year's Eve celebration and also the program suggestions for the new year eve celebration through the comments column provided below. Or there are some readers who want to propose a suitable name for a new music group in Wonopringgo Village, please submit it via the comments column.



Sampai jumpa di acara perayaan pergantian tahun baru selanjutnya!

See you at the next New Year's Eve celebration!

Galeri lain acara ini dapat dilihat DI SINI
Other photos of this event can be seen HERE


Video acara ini dapat dilihat di atas atau melalui link berikut INI 
Video of this event can be seen above or through by following THIS LINK 

Kiriman Video dari papabackpacker.com

Wonopringgo Maju,
Wonopringgo Bersatu,
Wonopringgo MANTap!,
Wonopringgo Maju, Bersatu, MANTap!

Salam MANTap!
"Menuju Wonopringgo MANTap! (Mandiri, Aman, Nyaman dan Terampil)"

Pawai Ta'aruf dan Pengajian Umum dalam Rangka Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo

Tepat pada tanggal 4 Mei 2018, telah diadakan perayaan Akhirussanah di Desa Wonopringgo. Pada tahun ini, diadakan dua kegiatan berbeda yang dilaksanakan untuk memeriahkan atau mempergingati perayaan Akhirussanah tersebut. Diantaranya adalah Pawai Ta'aruf dan Pengajuan Umum. Namun, ada yang berbeda dengan Pawai Ta'aruf tahun ini dibanding pawai ta'aruf pada tahun sebelumnya. Seperti apakah keseruan serangkaian acara Akhirussanah Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Darul Huda Desa Wonopringgo berlangsung? Simak melalui ulasan berikut...




Right on May 4, 2018, Akhirussanah celebration was held in Wonopringgo Village. This year, two different activities were held to enliven or commemorate the end of the festival. Among them are the Ta'aruf Parade and General Recitation. However, there are something different from this year's Ta'aruf Parade compared to Ta'aruf Parade the previous year. What is the excitement of a series of Darul Huda Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) in Wonopringgo Village? Check through the following reviews ...



Pukul 18.15, peserta pawai ta'aruf telah bersiap di depan Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo untuk membentuk barisan yang telah ditentukan sebelumnya. Peserta pawai ta'aruf sendiri merupakan siswa dari MDA Darul Huda Desa Wonopringgo yang dimulai dari kelas terkecil hingga siswa kelas terbesar. Selain itu, ada juga wisudawan yang tergabung dalam barisan pawai ta'aruf. Dimana para wisudawan tersebut akan melalui prosesi wisuda setelah acara pawai ta'aruf berlangsung. Akhirussanah sendiri sejatinya merupakan perayaan atau ucapan syukur yang dilaksanakan setelah melalui serangkaian ujian. Sementara Pawai Ta'aruf sendiri merupakan serangkaian pawai yang bertujuan untuk lebih mengenalkan MDA dan kegiatan yang ada di MDA kepada masyarakat luas.

At 18.15, the participants of the Ta'aruf parade were prepared in front of the Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village to form a predetermined line. The participants of the Ta'aruf parade themselves are students from the MDA Darul Huda Wonopringgo Village, which starts from the smallest class to the largest class. In addition, there were also graduates who joined the ranks of the ta'aruf parade. Where the graduates will go through the graduation procession after the ta'aruf parade takes place. Akhirussanah is actually a celebration or thanksgiving that is carried out after a series of tests. While the Ta'aruf Parade itself is a series of marches aimed at introducing the MDA and the activities in the MDA to the wider community.



Perbedaan yang paling kentara antara pawai ta'aruf pada tahun 2018 ini dibanding tahun 2017 lalu adalah waktu pelaksanaan pawai. Jika tahun 2017 dilaksanakan pada siang hari, lain halnya dengan tahun 2018 ini yang dilaksanakan pada malam hari. Untuk ulasan lengkap tentang serangkaian kegiatan perayaan Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo pada tahun 2017 dapat dilihat melalui tautan INI. Setelah para peserta pawai siap pada posisinya masing-masing, pawai ta'aruf segera dimulai. Pawai tersebut dilaksanakan melalui rute yang telah disepakati sebelumnya yaitu dari Masjid Daru Huda Desa Wonopringgo ke arah barat menuju asrama 407. Kemudian belok ke kiri melalui Jalan Raya Wonopringgo menuju ke Pasar Wonopringgo. Lalu, masuk kembali ke Desa Wonopringgo kemudian berkeliling ke area Desa Wonopringgo dahulu sebelum kembali ke titik awal di Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo.

The most obvious difference between the ta'aruf parade in 2018 compared to 2017 is the time of the parade. If 2017 is held during the day, it is different from 2018 which is held at night. For a full review of the series of Akhirussanah activities of the MDA Darul Huda  celebration in Wonopringgo Village in 2017, see the HERE link. After the parade participants were ready for their respective positions, the ta'aruf march began immediately. The march was carried out through a previously agreed route, namely from the Daru Huda Mosque in Wonopringgo Village to the west towards the 407 dormitory. Then turn left via Jalan Wonopringgo to Wonopringgo Market. Then, go back to Wonopringgo Village and then tour the area of Wonopringgo Village before returning to the starting point at Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village.



Rombongan pawai dibuka dengan kendaraan taktis yang berfungsi untuk membuka jalan. Kemudian diikuti oleh pembawa banner pawai ta'aruf, disusul dengan pasukan pembawa bandera. Setelah itu berturut-turut barisan pawai diikuti oleh Wisudawan, Penampilan Naga Liong dari Sanggar Bamboe Idjo Desa Wonopringgo, seluruh murid MDA Darul Huda, disusul oleh penampilan kesenian Calung Komppas yang selain sebagai hiburan juga sebagai penutup rombongan pawai. Pada pawai ta'aruf tahun ini, seluruh murid MDA Darul Huda Desa Wonopringgo membawa obor atau yang pada bahasa setempat disebut sebagai oncor. Selain sebagai pembeda dan sebagai penerangan jalan, obor tersebut difungsikan sebagai pemeriah pawai. Selain itu, dengan digunakannya obor tersebut juga sekaligus melestarikan dan mengenalkan kembali obor sebagai alat penerangan tradisional yang sudah sangat jarang digunakan sekarang. Dengan digunakannya obor pada pawai ta'aruf kali ini, dapat memberikan keuinkan tersendiri seakan menghadirkan kembali suasana desa pada tempo dahulu sebelum listrik menjadi konsumsi khalayak ramai seperti sekarang ini.

The parade group opened with a tactical vehicle that served to open the road. Then followed by the bearer of the ta'aruf parade banner, followed by the bandera carrier. After that a row of marches was followed by Graduates, Naga Liong Appearances from Sanggar Bamboe Idjo of Wonopringgo Village, all MDA Darul Huda students, followed by Calung Komppas art performance which was not only as entertainment but also as a closing procession for the parade group. In the ta'aruf parade this year, all Darul Huda MDA students in Wonopringgo Village carried torches or in local languages ​​called oncor. Aside from being a differentiator and as street lighting, the torch is used as a parade embellishment. In addition, with the use of the torch, it also preserves and reintroduces the torch as a traditional lighting tool that is very rarely used now. With the use of the torch in the ta'aruf parade this time, it can provide its own wish as if to bring back the atmosphere of the village in the past before electricity became the consumption of the public as it is today.



Setelah melalui rute yang telah disepakati sebelumnya, rombongan pawai mengakhiri perjalanan tepat pada titik awal keberangkatan yaitu di Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo. Tepat di depan Masjid Darul Huda, rombongan dari Calung Komppas sekali lagi menampilkan kebolehannya dalam memainkan alat musik gabungan yang terdiri dari beberapa alat musik dan juga menyelaraskan dengan gerakan para penari yang juga tergabung dalam kesenian Calung Komppas tersebut. Alat musik yang digunakan diantaranya adalah angklung, mini bass drum serta perkusi dari barang bekas. Tak mau kalah, Sanggar Barongsai Bamboe Idjo juga menunjukkan kebolehannya tepat di depan pengungjung yang telah memadati area Masjid Darul Huda Desa wonopringgo untuk mengikuti acara selanjutnya yaitu Pengajian Umum dalam rangka Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo.

After going through the previously agreed route, the parade group ended the trip right at the starting point of departure, namely at Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village. Right in front of the Darul Huda Mosque, the group from Calung Komppas once again displayed its skill in playing a combined musical instrument consisting of several musical instruments and also aligned with the movements of the dancers who were also members of the Calung Komppas art. Musical instruments used include angklung, mini bass drums and percussion from used goods. Not to be outdone, Barongsai from Sanggar Bamboe Idjo  also showed their skill right in front of the visitors who had packed the area of the Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village to attend the next event, namely General Study in the context of the Darul Huda MDA Community in Wonopringgo Village.



Sebelum menuju acara puncak yaitu pengajian umum, terlebih dahulu kesenian Simptu Duror Desa Wonopringgo menghibur para pengunjung yang telah memadati area Masjid Darul Huda Desa Wonopringgo. Setelah itu, pembawa acara yang dibawakan langsung oleh Ust.Mustolih mengawali acara pada malam hari itu dengan diadakan prosesi wisuda murid MDA Darul Huda Desa Wonopringgo. Pada tahun 2018 ini, ada 12 siswa MDA Darul Huda yang terdiri dari 3 Putri dan 9 Putra yang akan melaksanakan prosesi wisuda yang dipimpin langsung oleh Ust.Muslih Said, Ust.Wisman serta Ust.Mustolih itu sendiri. Setelah prosesi wisuda berlangsung, diumumkan pula juara dari tiap-tiap kelas yang ada di MDA Darul Huda Desa Wonopringgo dari kelas terkecil hingga kelas terbesar.

Before heading to the peak event, namely general recitation, the art of Simptu Duror from Wonopringgo Village first entertained visitors who had crowded the area of Darul Huda Mosque in Wonopringgo Village. After that, the host was delivered by Ust. Mustolih started the event that night with a graduation procession of MDA Darul Huda students in Wonopringgo Village. In 2018, there were 12 MDA Darul Huda students consisting of 3 daughters and 9 sons who would carry out the graduation procession led by Ust. Muslih Said, Ust.Wisman and Ust. Mustolih itself. After the graduation procession, the champions of each class in the Darul Huda MDA Wonopringgo Village from the smallest to the largest class were announced.



Setelah serangkaian prosesi wisuda dilaksanakan, pembawa acara beralih yang semula disampaikan oleh Ust.Mustolih dialihkan kepada saudari Nia yang langsung mengambil alih acara sekaligus membuka puncak acara yang bertajuk "Pengajian Umum dalam Rangka Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo". Acara awali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh tiga murid dari MDA Darul Huda Desa Wonopringgo. Dilanjukan dengan sambutan pertama yang disampaikan oleh Syarifudin selaku Ketua Panitia. Disusul Ust.Mustolih selaku Kepala MDA Darul Huda Desa Wonopringgo, lalu disambung oleh Soetarko selaku Ketua Masjid Jami' Darul Huda Desa Wonopringgo serta sambutan terkahir disampaikan oleh Slamet Haryanto selaku Kepala Desa Wonopringgo. Setelah serangkaian sambutan disampaikan, giliran kesenian Simtu Duror Desa Wonopringgo kembali menampilkan kebolehannya didepan para pengunjung yang ada. Setelah itu, sampailah pada acara puncak yang ditunggu-tunggu yaitu pengajian umum dimana KH. Iptu Akrom, S.Sos yang didapuk menjadi bintang utama pada malah hari itu.

After a series of graduation processions were held, the host switched to what was originally conveyed by Ust. Mustolih was transferred to Nia who immediately took over the event while opening the peak of the event entitled "General Study in the Framework of the End of MDA Darul Huda Village Wonopringgo Village". The program began with the reading of the Qur'anic verses by three students from MDA Darul Huda in Wonopringgo Village. Continued with the first speech delivered by Syarifudin as Chairperson of the Committee. Followed by Ust. Mustolih as the Head of MDA Darul Huda in Wonopringgo Village, then continued by Soetarko as Chair of the Jami' Mosque Darul Huda Wonopringgo Village and the last remarks delivered by Slamet Haryanto as the Head of Wonopringgo Village. After a series of remarks were delivered, Simtu Duror's of Wonopringgo Village showed again their skill in front of the visitors. After that, the peak of the long-awaited event was the general recitation where KH. Iptu Akrom, S.Sos, which was lined up as the main star on that day.



Pada ceramahnya, KH. Akrom menyampaikan beberapa hal yang perlu digaris bawahi oleh para pengunjung sekalian, diantaranya adalah agar para orang tua dapat menjaga dan mengawasi pergaulan anak-anaknya karena zaman yang serba digital dan serba cepat ini pergaulan menjadi sangat rawan, bisa saja terjerumus ke obat-obatan terlarang atau masuk menjadi anggota aliran atau organisasi yang dilarang pemerintah. Sehingga peran orang tua harus ditingkatkan untuk mengawasi serta mengendalikan pergaulan putra-putrinya. Pada pengajian umum tersebut tak lupa beberapa kali KH. Akrom berkolaborasi dengan Grup Simtu Duror untuk sekedar memainkan suasana agar audiens dapat lebih menikmati ceramah yang disampaikan oleh yang bersangkutan sekaligus agar menjadi hiburan tersendiri bagi audien yang hadir. Setelah itu, acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Akrom. Doa bersama tersebut sekaligus menutup serangkaian acara yang diadakan untuk memperingati Akhirussanah MDA Darul Huda Desa Wonopringgo pada tahun 2018.

In his lecture, KH. Akrom conveyed several things that need to be underlined by all visitors, including that parents can look after and supervise their children's association because of this all-digital and fast-paced era, social relations are very vulnerable, they may fall into illegal drugs or enter into a member of a stream or organization that is prohibited by the government. So that the role of parents must be increased to monitor and control the interactions of their children. At the general recitation did not forget several times KH. Akrom collaborates with the Simtu Duror Group to simply play the atmosphere so that the audience can enjoy the lectures delivered by those concerned as well as to be an entertainment for the audience present. After that, the event closed with a joint prayer led by KH. Akrom. The joint prayer also closed a series of events held to commemorate the End of the MDA Darul Huda Village in Wonopringgo Village in 2018.



Galeri lain acara ini dapat dilihat DI SINI
Other photos of this event can be seen HERE

Video acara ini dapat dilihat di atas atau melalui link berikut INI (sedang dalam proses)
Video of this event can be seen above or through by following THIS LINK (in process)

Wonopringgo Maju,
Wonopringgo Bersatu,
Wonopringgo MANTap!,
Wonopringgo Maju, Bersatu, MANTap!

Salam MANTap!
"Menuju Wonopringgo MANTap! (Mandiri, Aman, Nyaman dan Terampil)"